Sabtu, 26 Juni 2010

Jujur

Jujur dan Berkata Benar

Di zaman yang serba modern ini semakin sulit kita dapati orang-orang yang jujur dan terpercaya, manusia banyak yang dirasuki oleh syaithan sehingga untuk mencapai tujuan mereka akan menghalalkan segala cara. Tidak jarang mereka berdusta demi tujuan-tujuan dunia.

Di dalam kitab Madarijus Salikin 2/268, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan adalah (suatu) kedudukan (bagi) kaum yang mulia. Dengannya dapat dibedakan orang-orang munafik dari orang-orang beriman, penduduk surga dari penduduk neraka. Ia adalah ruh seluruh amalan, pondasi bangunan agama dan tiang kemah orang-orang yang yakin." (Dinukil dengan ringaks).

Demikian gambaran kejujuran dan kebenaran yang dinukil dengan ringkas dari ucapan Ibnul Qayyim rahimahullah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, bertawakallah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar." (At-Taubah: 119)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menuntut hamba-hamba-Nya untuk jujur dan berkata benar agar mereka menjadi orang-orang yang benar yang tegak kokoh di atas manhaj yang benar pula.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang diberi gelar Al-Amin, yang jujur lagi berkata benar, juga menyatakan keutamaan jujur dan kemuliaan akhlak ini. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan menyampaikan ke syurga, dan sesungguhnya seorang yang berbuat kejujuran pada akhirnya akan ditulis sebagai orang yang jujur dan benar di sisi Allah. Dan sesungguhnya kedustaan akan mengantarkan kepada dosa dan dosa akan menjerumuskan ke neraka. Dan sesungguhnya seorang yang berdusta akan ditulis sebagai seorang pendusta di sisi Allah." (Hadits muttafaqun 'alaihi dari Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu)

Hadits ini sangat menganjurkan untuk berakhlak jujur dan bersikap benar karena ia adalah sumber segala kebaikan. Setiap manusia yang melatih dirinya dengan akhlak ini niscaya akan memiliki pribadi yang bagus. Demikian pula jika seorang manusia membiasakan dirinya dengan kedustaan dan kebohongan, maka pribadinya pun akan terbentuk sebagai pribadi yang jelek dan tidak terpuji. Terkadang memang pahit untuk berbicara jujur, tetapi itulah kebaikan. Akhlak ini akan dimiliki oleh orang-orang yang berjiwa besar yang siap berkorban demi tegaknya agama Allah subhanahu wa ta'ala di muka bumi ini.

Asy-Syaikh Muhammad Syakir rahimahullah, seorang ulama besar yang ternama yang lahir pada tahun 1282 H dan wafat pada tahun 1358 H, juga menjelaskan keutamaan jujur dan berkata benar di dalam kitabnya Washaya Al-Aba' lil Abna (Wasiat Bapak kepada Anaknya), beliau menasehatkan:

"Wahai anakku! Semangatlah untuk menjadi seorang yang jujur pada setiap ucapan yang kamu lontarkan kepada selainmu, sebagaimana engkau semangat untuk menjaga diri dan hartamu, karena kedustaan dan kebohongan adalah sejelek-jelek keaiban.

Hati-hatilah, wahai anakku! Jangan sampai kamu terkenal di antara teman-teman dan gurumu sebagai seorang pendusta, sehingga tidak ada lagi seorang pun yang mempercayaimu walaupun kamu berkata yang benar.

Wahai anakku! Sesungguhnya Allah telah melaknat para pendusta di dalam kitab-Nya yang mulia, apakah kamu suka menjadi seorang yang dilaknat di sisi Allah?

Wahai anakku! Jika seseorang telah berdusta niscaya lidahnya terbiasa untuk berdusta. Maka semangatlah untuk mengucapkan yang jujur dengan lisanmu.

Wahai anakku! Sesungguhnya sebagian manusia yang tidak memiliki akhlak menjadikan kedustaan sebagai mainan dan senda gurau. Hati-hatilah kamu untuk berbuat dusta kepada manusia, sehingga jika kamu ditanya tentangnya kamu berkata: "Sesungguhnya saya hanyalah main-main saja." Janganlah kamu berdusta ketika serius ataupun bergurau, dan janganlah kamu membiasakan lisanmu dengan selain kebenaran dan kejujuran.

Ketahuilah, bahwa seorang yang dikenal jujur di masyarakat, keluarganya dan shahabat-shahabatnya, akan diambil dan diterima ucapannya sebagai hujjah. Maka jika kamu ingin atau suka menjadi seorang terpercaya, semangatlah untuk berkata jujur dan benar pada setiap ucapanmu. Allah-lah yang akan menunjukimu dan akan membimbingmu kepada kebenaran."

Demikian perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tuntunan Rasul-Nya, kemudian nasehat seorang ulama Ahlus Sunnah untuk berakhlak dengan kejujuran dan berkata benar pada setiap ucapan dan perkataan.

Sebaik-baik akhlak adalah akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Wallahu ta'ala a'lam.


Sumber : http://mossdef-system.blogspot.com/2...1_archive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar